Mata Bayang

sumber: pulaumadura.com
Oleh: A. Syaudi Lebah


ritualku memetik kembang
bermantrakan halilintar
sesajiku bukan lilin yang melingkar
melainkan kembang yang kutabur di jalan-jalan

satu langkah satu warna
sepanjang jalan langkah purnama
sadar nafas menanyakan kembang pertama
di antara mata bayang berkaki kuda

tafsirku panah api
melesat dari rongga akar beringin
dalam rimbun dedaunan
tersembunyi jimat-jimat miring
tak tersentuh kicau burung sekalipun

wangi kembang dalam reruntuhan kolam
bermekaran menjelma surau
memasung kaki kuda pada tiang
masih saja mata itu tajam mengintai
atau aku biarkan
lantaran khusu’ku terlanjur mesra
bersetubuh dengan matanya di masa lalu
membakar langit
menghanguskan wajah Tuhan yang mulai kukenal

semidiku di persimpangan dua arus pertemuan
kuadukan pada bulan
kuadukan pada bintang
tidak!

kuadukan saja pada kembang



A. Syaudi Lebah adalah seorang budayawan yang berdarah daeng yang lama tinggal di Pulau Dewata (Bali). Sekarang tinggal menetap di ujung timur pulau Madura dan beraktivitas sebagai manusia biasa. Sejak 2009, dinobatkan sebagai dewan ahli di Peara.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment